Kamu Bisa
Kamu Bisa
Oh iya aku lupa aku mau cerita ni ke kamu...
Iya kamu, kamu yang lagi baca cerita ini...
Atau sebut saja nama aku Anis biar kamu ga nanya ini tulisan siapa.
Ok jadi gini aku butuh waktu mungkin 3 samapai 5 menit untuk kamu meluangkan waktu mu untuk membaca kisah ini ya... Supaya kamu juga bisa merasakan apa yang aku rasakan...
Sebut saja kemarin itu hari Senin, tidak perlu nanya tanggal berapa, jam berapa, dengan siapa, itu ga penting, emang ga ada yang nanya sih.
Hari itu aku keluar menuju sebuah mall di daerah Cicadas, sekedar ingin membeli monitor komputer yang bekas, tapi sayangnya mallnya tutup dan aku harus pulang dengan tangan hampa.
Itu doang ceritanya?... bukan!!! Aku lanjut ya... dengan sekian banyak pikiran yang lagi beradu didalam kepalaku aku balik, biasa... menggunakan kendaraan umum, apakah karena aku ga punya kendaraan pribadi?
Sebenarnya enggak sih, hanya belum beli aja, duitnya masih belum cukup sih ya... mungkin 10 atau 20 tahun kedepan sih baru bisa beli... tapi, sudahlah itu mimpi.
Di tengah perjalanan, seorang ibu yang sudah lanjut usia masuk kedalam mobil dengan membawa barang yang aku kira cukup berat sih untuk dia mengangkatnya, karena ga tega aku ulurkan tangan dan bantu si ibu itu menaikan nya ke atas mobil.
Setelah aku hampir sampai tempat tujuanku, aku kemudian merogoh kantong celana ku untuk mengambil duit hendak membayar, namun aku lihat tangan keriput dan lanjut usia telah berada di sampingku dan menyodorkan dua lembar uang 50.000-an.
Aku kaget, semua penumpang dalam mobil malah ikut menatap ku, dengan raut muka yang penuh tanda tanya, entah apa pertanyaan di kepala mereka susah untuk ditebak. Aku menyodorkan tangan ku hendak menerima? Buka aku menolak.
Mungkin anda akan berkata sok baik lo, sok punya duit lo, dan sok-sok lainnya, atau malah kamu akan mengatakan takut Corona. bukan!!! Anda salah.
Disituasi seperti saat ini wajar sih, orang takut dengan hal-hal yang bersifat sentuhan, tapi suatu hal yang saya pelajari bahwa saking ketakutannya kita, kita bahkan lupa dengan orang- orang di sekitar kita, kita bahkan hanya memikirkan kesehatan kita, bagaimana kalau saya terkena virus, bagaimana kalau saya sakit, bagaimana kalau uang saya habis? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan muncul dalam benak kita. Apakah itu salah? tidak juga, tetapi sebagai manusia yang sudah dilengkapi akal budi, maka sebagai harapan ahir dari cerita ini adalah janganlah ketakutanmu akan menutupi semua niat baik kamu.
Yakinlah bahwa kamu bisa.
GBU ALL
Salam dariku buat kamu yang udah baca
Yohanes Ngaga
Komentar
Posting Komentar